Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2018

Viral menentukan Moral Bangsa, dimulai dari Nurrani, Bowo hingga Fitur Question di Instagram

Apa hubungannya Viral sama Moral Bangsa? Banyak yah yang mengait-ngaitkannya, seolah memang sedang menjadi kebiasaan saat ini. Segala sesuatu yang sedang banyak dibicarakan selalu disangkut pautkan dengan moral bangsa. Well, gak salah sama sekali sih. Malah emang bener bahwa apa yang tersebar luas memang akan menjadi wajah yang akan menjadi hal pertama yang dilihat bangsa lain. Tapi hal ini tidak boleh menjadikan kita selalu menganggap opini kita adalah yang paling benar. Saling mengadu opini siapa yang paling benar sampai-sampai membawa hal-hal yang sensitif seperti agama malah akan menambah buruk keadaan. Mungkin yang sedang viral kemarin dan membuat saya gyemash ini adalah 3 hal berturut-turut yang membuat saya semakin lelah menjadi netizen, hahah. Yang pertama adalah viralnya Nurrani yang memiliki dunia halunya sebagai istri Iqbal pemeran Dilan. Maaf yah bilang dunia halu soalnya saya juga punya dunia halu sendiri kok sebagai istri Yang Yoseob :) oke cukup, lanjuuut.. Pasti

Aroma Membawa Kembali Kenangan bersama Perasaannya

Pasti banyak yang pernah merasakan mencium aroma yang mengingatkan kita terhadap suatu kejadian, suatu benda atau bahkan seseorang. Aroma tersebut tidak hanya mengingatkan kita terhadap sesuatu, terkadang juga membawa bersama perasaan terhadap si pemilik aroma tersebut. Seperti ketika kita mencium aroma masakan ibu, kita langsung teringat terhadap ibu dan bahkan bersama perasaan kasih kita terhadap ibu. Aroma tersebut dapat membawa perasaan tenang dan kasih sayang secara tidak langsung. Tetapi tidak menutup kemungkinan juga membawa perasaan buruk, seperti trauma dalam suatu kecelakaan yang ketika kita mencium bau darah akan membawa memori yang mengingatkan kita terhadap kejadian tersebut bahkan dengan membawa perasaan tidak tenang dan resah bahkan ketakutan yang luar biasa. Hal tersebut dapat dijelaskan melalui Ilmu Psikologi, menurut Tara De Thouars seorang Psikolog Klinis yang saya baca dari CNN Indonesia, bahwa aroma atau wewangingan memiliki pengaruh yang amat kuat terhadap me

I'm 22

Feel like Tylor Swift. Dua tahun berkepala dua ga ngerasa ada perubahan sama sekali. Berasa gini-gini aja, well mungkin gara-gara anak bungsu dan emang kelakuan kaya bocah dari dulu. Kesukaan sama kartunnya yang ga bisa berenti, dari spongebob, tom and jerry, chalk zone, dan yang sampe sekarang semua film animasi disney apalagi pixar. Tapi kelakuan bocah bukan berarti bener-bener ga sadar bahwa umur makin tua. Gimana menjalani hidup sampe menghadapi dunia sosial yang emang menjadi penanda kedewasaan dihadapan oranglain itu sih yang paling penting. Dari dulu emang sangat tidak bersahabat dengan angka. Ketika pagi-pagi bangun mamah udah nanya "ulang tahun yang ke-21 yah?" Cuma jawab "hah? Iya kali." Sumpah baru bangun ditanya umur ya mana inget. Setelah itung-itung lagi ternyata 22. Say sorry juga buat orang-orang yang selalu kelewat diucapin ulang tahunnya, sumpah bukannya ga mau ngucapin tapi ya lupa kalian ulang tahunnya kapan. Maklum orang yang males banget ngin

Pergi.

Sesimple itukah alasanku untuk pergi? Tidak untuk memilih bertahan. Tapi terus berfikir tentang penyesalan. Aku tahu mungkin aku yang berubah atau kalian yang tak ingin berubah. Atau mungkin kalian yang berlari terlalu kencang hingga meninggalkanku dibelakang? Aku tak ingin pergi apalagi ditinggalkan. Hanya pertemuan ditemani minuman yang akan membuatku tenang sesaat. Setelah itu? Biar kita bermain dengan keinginan kita sendiri. Yang membuatku semakin takut, ini mungkin bukan tentang kalian yang meninggalkan tapi aku yang perlahan ingin pergi.

Puasa Sosial Media di Ramadhan 1439 H

Source : Pinterest Bulan puasa kali ini seperti biasanya, tak ada yang spesial kecuali pikiran ini yang semakin liar. Gemini yang overthinking ini membuatku dilema dipertengahan bulan puasa ini. Perdebatan yang menguras emosi, yang debat siapa yang disini yang emosinya. Gitulah, efek media sosial. Liat postingan orang yang galau, mikirnya kemana-mana sampe nyalahin diri sendiri padahal belum tau postingan orang itu buat siapa. Pernah juga ngerasa orang posting sesuatu buat bales postingan, padahal belum tentu. Itu semua adalah pemikiran liar yang menjadi awal Puasa Sosial Media. Bukan berarti bener-bener ga make sosial media, karena sosial media masih ada manfaat positifnya juga kok. Dapet informasi ini-itu biar pas interaksi sama orang ga kudet-kudet amat. Maksud puasa sosial media disini stop dulu post di Instagram atau ngetweet di Twitter. Terhitung 2 minggu ini puasa sosial media, walaupun masih bandel retweet with comment :') But well, walaupun cuma 2 minggu dan