Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Sebenarnya siapa orang yang dituju dalam setiap umpatan?

Ketika yang satu bilang, "orang-orang sekarang ga berpendidikan asal ngomong aja". Yang satu lagi bilang, "kenapa sih jadi orang goblok banget?". Yang lainnya bilang "omongan tuh dijaga yah, jangan asal ngebacot ga ngaca sama dirinya". Sebagian besar bilang kata-kata itu ditujukan untuk orang-orang yang disebut "Netizen". Netizen yang sekarang punya embel-embel maha benar. Tapi bukannya sebenarnya kita saling menuduh? Siapa sebenernya pihak yang salah? Yang avanya artis-artis korea kah? Yang kalo ngomong selalu ada nama binatangnya kah? Yang kemana-mana selalu mempertanyakan hadis dan ayat al-qurannya kah? Yang kalo dibuka profilnya isinya cuma video-video porno kah? Atau yang selalu mengeluhkan hidupnya kah? Atau orang-orang yang selalu berfikir dia paling benar tanpa berfikir panjang tentang keputusan orang lain? Siapa yang sebenarnya dituju dengan kata-kata merendahkan? Berhenti menjudge orang lain. Berhenti menegur dengan kata-kata mencela d

Masalahmu adalah masalahmu, masalahku adalah masalahku

Saya mencoba selalu berada di depan pintu rumahmu. Seperti yang kamu lakukan ketika saya dalam keadaan yang tidak menenangkan. Saya ingin melakukan hal yang sama dengan apa yang kamu lakukan untuk saya. Ketika kamu memiliki masalah didalam rumah tersebut, saya mendengar kamu berteriak. Saya ingin mencoba masuk tapi kunci rumah itu hanya kamu yang punya. Saya berteriak mencoba untuk membantu. Tapi yang kamu katakan hanya bahwa kamu memiliki masalah yang sangat besar. Saya tidak tau apa itu. Saya hanya menerka-nerka, mencoba membantu dan memberikan solusi dari luar. Saya hanya ingin memastikan kamu tidak melakukan hal yang menyakiti diri kamu sendiri. Percayalah sekuat kemampuan saya akan selalu mencoba bertahan tepat didepan pintu walau yang punya keputusan pintu itu dibuka atau tidak hanya kamu sang pemilik rumah. Lalu apa yang saya lakukan ketika saya yang ada diposisi kamu sehingga saya berfikir untuk melakukan hal yang sama dengan apa yang kamu lakukan ke saya? Ketika saya berada

Apa yang hilang dari diriku?

Aku tersakiti. Entah apa. Mereka hanya melakukan hal benar. Mereka tidak melakukan apapun yang salah. Tapi aku tersakiti secara tidak langsung. Aku merasa ada yang hilang. Aku tidak pernah bisa tau apa yang hilang. Tapi mungkin kehilangan itu yang membuat hal-hal yang mereka perbuat menjadi menyakitiku. Beberapa jam yang lalu aku terfikir; aku memiliki pisau di kosanku. Aku membayangkan pisau dengan pegangan kuning itu melekat dengan kulit lengan kiriku. Mengeluarkan cairan yang membuat baju putih polos yang sedang aku gunakan berubah menjadi bercorak merah. Tapi aku tidak merasakan sakitnya dilenganku. Karna mungkin rasa sakit karena pisau ini tidak lebih besar dari rasa sakit dipikiran dan sesak didadaku. Ketika aku menyeritakan tentang ilusiku lalu muncul pertanyaan di pikiran yang membuyarkan semuanya; sesakit apa aku hingga dapat berfikir seperti itu? Hidupku baik-baik saja. Keluargaku masih bisa disebut lengkap. Aku tidak kelaparan. Secara fisik aku tidak kekuran

Tanpa mengurangi rasa menghargai saya terhadap semua

Ga pernah salah punya feeling ke orang. Selalu punya feeling buruk dari awal ketemu kalo emang kepribadian orang itu ga cocok sama kita. Bukan berarti pilih-pilih temen tapi ngapain berhubungan sama orang yang bikin kita ga nyaman, nuntut kita berubah jadi yang mereka mau, bikin kita berenti nyaman sama diri sendiri. Kalo udah punya feeling kaya gitu tapi tetep harus berhubungan sama orangnya karena tuntutan tugas atau kerjaan endingnya pasti ada aja yang bikin jadi masalah dan bikin ga suka sama orang itu. Bukan berniat untuk merendahkan. Akupun masih jauh dari penilaian tentang menjadi yang terbaik. Karena ga mau berubah menjadi sama seperti mereka yang nuntut orang berubah dan bikin ga nyaman, aku memilih untuk menghindar. Pergi tanpa banyak tuntutan. Kita sama-sama dewasa. Carilah orang yang bisa membuatmu lebih baik dengan rasa nyaman.